Cerpen Abidah El Khalieqy : Laki-Laki

"Selingkuh? Hanya laki-laki tak bermoral yang selingkuh. Jangan samakan aku dengan mereka dong," Prakoso mendorong halus tubuh istrinya, membujuk mulutnya untuk tak lagi berkata-kata.

"Tetapi dua di antara tiga. Ini penelitian paling mutakhir!" sambung Melati, terus bernyanyi.

Cerpen Aribowo : Sepintas Lalu

(Paul Sintli Joyodigimin 2)

Sepintas lalu Paul Sintli Joyodigimin melihat perempuan itu di pojok cafe Tunjungan Plasa, di satu siang yang panas. Dari jauh Paul Sintli Joyodigimin melihat perempuan itu ketawa manja di pangkuan seorang laki-laki hitam besar. Dia dikelilingi 4 laki-laki bertubuh besar. Para laki-laki itu sebentar-sebentar ketawa sambil mencubit manja perempuan itu. Dari jarak jauh Paul Sintli melihat perempuan itu bagai boneka Barbie yang sedang ditimang-timang 5 laki-laki. Tubuhnya seolah dilemparkan dari satu tangan ke tangan besar lainnya disertai gelak tawa yang keras. Tubuh perempuan itu bagai kapas: dilempar-lemparkan, digoyang-goyang, dicubit-cubit, dan digendong-gendong. Dalam pandangan sepintas lalu itu Paul Sintli Joyodigimin merasa seperti menonton film. Tapi entah film apa. Entah sesuatu yang lain apa, sesuatu yang riang apa, sesuatu entah apa dan di mana.

Cerpen Yanusa Nugroho : Senja

Sering dibayangkannya bahwa awan-awan yang putih di bentangan langit biru itu adalah pulau-pulau kapas. Kadang, awan itu membentuk bentangan air terjun yang membeku, atau gunung karang putih yang mengambang di lautan biru.

Sehari penuh dia amati setiap perubahan yang ada di langit sana. Dan ketika awan-awan itu kian memerah dan akhirnya hilang oleh gelap malam, dia pun berjalan pulang ke rumahnya. Di sapanya rumput, batu, tanah dan perdu. Disenyuminya angin yang dengan nakal menyusup-nyusup di sela rambutnya.

Cerpen Isbedy Stiawan ZS : Gelombang Besar di Kota Itu

MUNGKIN akan banyak yang menaiki perahu itu, kalau saja Khidir tak melubangi lambungnya. Dan perahu akan meluncur saat gelombang besar di kota itu. Ibu memulai kisah malam ini.

Ibu memang juru cerita yang baik, tidak saja aku sebagai anaknya yang mengatakan itu tapi semua orang di kampungku mengakuinya. Sebagai bekas pemain sandiwara rakyat, ibu dikenal sangat piawai saat menarasikan kisah. Banyak orang mengaguminya. Tak sedikit pendengarnya yang terharu (bahkan pernah ada penonton yang menangis histeris) kala ibu membawakan cerita. Keahlian menjadi juru cerita tetap dijaga ibu, bahkan sampai dia beranak lima dan memiliki 15 cucu. Kini usia ibu sudah 80 tahun. Suaranya terdengar lirih jika sedang berkisah.